Jakarta, CyberNews. Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akhirnya menetapkan 1 Ramadan 1432 H/2011 M jatuh pada Agustus 2011. Tanggal tersebut ditetapkan setelah melakukan sidang itsbat penetapan awal Ramadan yang dihadiri Majelis Ulama Indonesia (MUI), ormas-ormas Islam Indonesia, Duta Besar dan Perwakilan negara-negara sahabat yang berlangsung di Operation Room Kemenag, malam ini.
"Setelah mencermati laporan Badan Hisab dan Rukyat, serta mencermati pandangan pakar LAPAN, perwakilan ormas Islam dan Ulama, apakah kita semua sepakat bahwa 1 Ramadhan 1432 H jatuh pada 1 Agustus 2011. Setuju, Alhamdulillah, bisa ditetapkan," kata Menteri Agama Suryadharma Ali sambil mengetuk palu.
Setelah itu Menag mengucapkan selamat menjalankan Ibadah Puasa. Sebelumnya Ketua Badan Hisab dan Rukyat yang juga Direktur Urusan Agama Islam (URAIS) Ahmad Djauhari dalam laporannya mengatakan Hilal berhasil di Rukyat di Makasar, Bangkalan dan Gresik.
Sebelumnya Dr Cecep Nurwendaya pakar dari Planetarium Jakarta mengatakan bahwa pada hari rukyat 29 Sya'ban 1432 H yang bertepatan dengan 31 Juli 2011, ketinggian Hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah diatas ufuk. Antara 4 derajat 50 menit sampai 6 derajat 50 menit. "Dengan ketinggian tersebut memungkinkan dilihatnya hilal," katanya.
Sementara itu Dr Thomas Jamaluddin dari LAPAN mengatakan Hisab dan Rukyat setara fungsinya. Namun tetap dipandang penting untuk menyebarluaskan informasi awal bulan baru yang ditandai dengan penampakan hilal. Ada satu langkah lagi yang diperlukan pimpinan ormas Islam adalah penyamaan kriteria.
"Syarat minimal untuk rukyat, yaitu ketinggian bintang 4 derajat, dan jarak bulan - matahari 6 derajat harus disepakati.
Bila memang disepakati, maka 1 Ramadhan dan 1 Syawal mudah mencapai persamaannya," paparnya.
Menanggapi itu, Menteri Agama berjanji akan mengadakan pertemuan bersama ormas-ormas Islam untuk menyamakan kriteria penentuan hisab dan rukyat. "Ke depan kita kumpul lagi untuk menetapkan kriteria secara bersama-sama sehingga bisa bertemu pandangan satu persamaan," katanya.
Menanggapi itu, Menteri Agama berjanji akan mengadakan pertemuan bersama ormas-ormas Islam untuk menyamakan kriteria tersebut. "Ke depan kita kumpul lagi untuk menetapkan kriteria secara bersama-sama sehingga bisa bertemu pandangan satu persamaan," katanya.
( Hartono Harimurti / CN32 )
"Setelah mencermati laporan Badan Hisab dan Rukyat, serta mencermati pandangan pakar LAPAN, perwakilan ormas Islam dan Ulama, apakah kita semua sepakat bahwa 1 Ramadhan 1432 H jatuh pada 1 Agustus 2011. Setuju, Alhamdulillah, bisa ditetapkan," kata Menteri Agama Suryadharma Ali sambil mengetuk palu.
Setelah itu Menag mengucapkan selamat menjalankan Ibadah Puasa. Sebelumnya Ketua Badan Hisab dan Rukyat yang juga Direktur Urusan Agama Islam (URAIS) Ahmad Djauhari dalam laporannya mengatakan Hilal berhasil di Rukyat di Makasar, Bangkalan dan Gresik.
Sebelumnya Dr Cecep Nurwendaya pakar dari Planetarium Jakarta mengatakan bahwa pada hari rukyat 29 Sya'ban 1432 H yang bertepatan dengan 31 Juli 2011, ketinggian Hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah diatas ufuk. Antara 4 derajat 50 menit sampai 6 derajat 50 menit. "Dengan ketinggian tersebut memungkinkan dilihatnya hilal," katanya.
Sementara itu Dr Thomas Jamaluddin dari LAPAN mengatakan Hisab dan Rukyat setara fungsinya. Namun tetap dipandang penting untuk menyebarluaskan informasi awal bulan baru yang ditandai dengan penampakan hilal. Ada satu langkah lagi yang diperlukan pimpinan ormas Islam adalah penyamaan kriteria.
"Syarat minimal untuk rukyat, yaitu ketinggian bintang 4 derajat, dan jarak bulan - matahari 6 derajat harus disepakati.
Bila memang disepakati, maka 1 Ramadhan dan 1 Syawal mudah mencapai persamaannya," paparnya.
Menanggapi itu, Menteri Agama berjanji akan mengadakan pertemuan bersama ormas-ormas Islam untuk menyamakan kriteria penentuan hisab dan rukyat. "Ke depan kita kumpul lagi untuk menetapkan kriteria secara bersama-sama sehingga bisa bertemu pandangan satu persamaan," katanya.
Menanggapi itu, Menteri Agama berjanji akan mengadakan pertemuan bersama ormas-ormas Islam untuk menyamakan kriteria tersebut. "Ke depan kita kumpul lagi untuk menetapkan kriteria secara bersama-sama sehingga bisa bertemu pandangan satu persamaan," katanya.
( Hartono Harimurti / CN32 )
No comments:
Post a Comment