Sunday, November 11, 2018

Orang-orang tidak percaya


           Orang-orang tidak percaya bahwa kita pernah dekat. Lebih dari sekedar teman. Tentu, jika aku ceritakan tak ada yang percaya. Dikira aku menghayal, dikira aku gila, namun yang kutau, aku, kamu, cuma kita yang tau bagaimana kita. Meskipun semua itu sudah berlalu. Nyatanya kau tidak bertahan     denganku, nyatanya semua yang pernah kita lalui adalah sia-sia. Bila kuceritakan pada orang lain, mungkin dikira semua itu halusinasi saja. Orang-orang tidak akan percaya, bahwa kita lebih dari apa yang mereka tau.
       Aku tak pernah mengerti mengapa semua menjadi seperti ini. Apa karena perbedaan? Atau apa? Kau berprinsip bahwa kau berfokus pada karirmu, namun yang kulihat, kau mengingkari itu semua. Mungkin salahku kenapa aku tak pernah jujur akan perasaanku sendiri kepadamu. Yang kutau, intuisiku selalu mengatakan, rasa itu sama, dan apa pentingnya status bila kita merasakan hal yang sama? Namun kau mengingkari itu semua.
       Rasanya tau kamu bersama dengan orang lain, seperti tersambar geledek di siang bolong. Jujur, rasanya sulit untuk merelakan, atau berkata kepadanya, "Jaga dia, dia teman baikku." Karena kenyataannya, aku menganggap kau lebih dari seorang teman. Ingin menghindarimu? Aku tak yakin akan sanggup, karena yang kutau, rasa rinduku yang semakin besar menjadi boomerang tersendiri. Aku juga tidak ingin dianggap cemen karena menghindarimu.
         Tentu intuisiku tidak salah, kau tetap bersikap seperti biasa. Kadang malah kupergoki kau curi-curi pandang disaat aku lengah. Jika memang kau biasa saja, tidak usah melihatku. Berarti intuisiku tidaklah salah kan?
         Belakangan memang kita jarang bertemu. Aku tau kau sangat sibuk, dan aku sebisa mungkin menata hati ini, dan bila nanti kita bertemu lagi, aku ingin kau tau, bahwa aku akan bersikap seperti teman biasa, dan aku tidak akan menyakiti dia, meskipun gayaku seperti cowok, tapi aku juga cewek, yang mengerti perasaan sesama cewek, meskipun jujur saja, sulit untuk menerima semua ini. Aku cuma berharap, kau tidak buru-buru mengambil keputusan.
        Orang-orang memang tidak akan percaya, karena kau tidak pernah mempublikasikan siapa aku. Akupun tau, untuk mengembalikan segala yang pernah terjadi diantara kita itu tidaklah mudah, meskipun aku tau, kau punya pasangan, itu adalah nyata, bukan mimpi. Namun bagiku bagaikan mimpi buruk meskipun aku tidak pernah memimpikan itu. Aku tak pernah mengerti, untuk kesekian kali, jatuh kepada orang yang salah. Apa mungkin intuisiku salah?
         Orang-orang tidak akan percaya, bahwa dulunya kita dekat, sangat dekat. Yang orang tau aku hanyalah seorang yang tidak realistis, terlalu banyak bermimpi dan berharap. Orang-orang tidak akan mengerti, tapi mungkin jika kau membca ini, kau akan mengerti apa maksudku. Aku, kamu, kita, cuma kita yang tau bagaimana kita, memang sulit untuk dijelaskan, tapi memang begitu adanya.

No comments:

Post a Comment

Powered By Blogger
cursor by onehundred-vicless-nights

Please Translate Here