Monday, January 29, 2018

Sebut saja dia Mars



    Sebut saja dia Mars. Maka aku adalah Venus. Ya sebut saja begitu. Aku hanya iseng saja menulisnya. Malan ini seperti biasa aku merindukannya lagi. Tak perlu diceritakan mungkin kau yang mengenalku tau siapa itu Mars.
      Aku bercerita kepada dunia, Mars adalah makhluk yang sempurna. Ada saja hal yang bisa membuatku untuk selalu mengingatnya. Dia terlalu sempurna untuk diriku yang begini adanya. Apapun tentangnya, aku selalu cari tau, mungkin hal yang paling menyakitkanpun aku bisa tau. Entahlah, aku tak tau dia merasakan hal yang sama atau tidak. Dia merindukanku juga atau tidak. Yang kutau aku selalu mengingatnya.
       Ah, aku terlalu berlebihan. Padahal baru kurang lebih sebulan itu pun belum sampai sebulan tidak bertemu dengannya. Tapi kau tau, rindu itu berat bukan? Setidaknya itu kata Dilan. Tapi memang benar, rindu itu berat. 
       Aku merindukannya. Aku tak tau mengapa aku selalu ingin melihatnya. Waktu sedetikpun berharga bila bersamanya. Ah mengapa jarak itu kejam? Apakah karena jarak rindu itu ada?
        Ntahlah ini rindu yang keberapa. Mungkin sudah ribuan kali aku merasakan rindu padanya. Semoga secepatnya kita bisa bertemu lagi, Mars. 
Powered By Blogger
cursor by onehundred-vicless-nights

Please Translate Here