Friday, February 4, 2011

Seperti Bintang series 7

      Aku berharap, aku lolos pensi, aku juga berharap Tina juga akan lolos juga.Apa yang dikatakan sama Bu Devi benar juga kok.Karena perintah Bu Devi, aku dan Tina pun segera pulang ke rumah.
     Setelah sampai di rumah, aku pun memutuskan untuk ke rumah Tina, karena bosan juga dirumah.Aku pun segera ke rumah Tina.
     Setelah jalan kurang lebih 2 meter, aku sudah sampai rumahnya.Aku segera mengetuk pintu dan memberi salam.
"Assalamualaikum...permisi."
"Ya, ada apa, Rin?tanya Tina penasaran.
"Gak ada apa-apa kok, aku cuma mau ke rumahmu aja!"kataku menjelaskan.
"Oh, ya sudah, mari masuk!"perintah Tina ramah seramah Bu Dewi.
     Aku pun segera masuk ke rumahnya."Ya, sudah Rin, kita ke kamarku saja, yuk!"ajak Tina.Di kamarnya, aku dan Tina membuka album foto tanda persahabatan kami.Di album foto itu, ada foto aku dan Tina dari dulu kami bersahabat sampai sekarang.Bagiku, persahabatan itu penting, karena sahabat telah banyak mewarnai hari-hari kita, sahabat juga menghibur kita, dan sahabat telah sabar mendengar curahan hati kita.
     Karena dari tadi kami hanya diam saja, aku pun memulai pembicaraan."Tin, jangan lupa latihan drama, ya!"aku mengingatkan.Tina membaals,"ya, tenang saja, Rin, aku sudah latihan kok, walau kamu tidak tau itu!"kata Tina."Ya, aku percaya, sobat!"dukungku.
      Sahabat itu menurutku bagaikan kepompong yang akan berkembang menjadi kupu-kupu, sahabat bagaikan pelangi yang menghiasi hari-hari kita, sahabat seperti mentari yang menyinari hari-hari kita, sahabat juga seperti bintang yang menerangi hati kita, aku percaya persahabatan akan awet apabila kita saling percaya satu dengan yang lainnya, kita selalu setia dengan sahabat kita, kita tidak pernah berbohong kepada sahabat kita, saling mempercayai satu dengan yang lain, bisa menjaga rahasia juga termasuk, dan tidak membeda-bedakan sahabat kita walaupun sahabat dan kita bagaikan langit dan bumi, ungkapku dalam hati.
      Tak terasa, waktu telah menunjukkan pukul 15.30, aku pun berpamit kepada Ibu Tina untuk segera pulang ke rumah."Tante, Tina saya pulang dulu, ya!Lain kali kalau saya ada waktu saya akan ke sini lagi, Waalaikum salam!"
"Ya, sama-sama, Dik!"kata Ibunya Tina.
       Aku pun pulang ke rumah, di rumah, aku membaca buku yang kuambil dari rak bukuku yang sudah lumayan usang itu.Pursue your dreams as high as the sky, do not you give up, reach your dreams if you believeit will happen, because the dream is our key to success, kata sebagian buku itu, itu buku memang buku bahasa inggris, tapi kalau di terjemahkan, artinya sama saja, kok!
       Kulihat Senja mulai berganti malam, aku masih berharap semua impianku akan terkabul dan tentunya, bersama sahabat baikku, Tina pastinya!
      Hari menjelang malam, kulihat kalender, empat hari lagi aku akan tau hasil cerpenku di majalah itu.Tak terasa tinggal menghitung hari, aku sudah bisa mengetahui hasil cerpen itu, semoga saja cerpen itu diterbitkan, harapku.
       Hujan rintik-rintik membasahi kota Jakarta, walaupun langit mendung, tetapi hatiku cerah, secerah warna-warni pelangi di angkasa.Walau terdengar bunyi sambaran petir, tetapi aku bahagia, karena aku punya sahabat yang ada dikala aku senang dan sedih.Memang itu gunanya sahabat, kan?

tunggu kelanjutan cerita ini di series selanjutnya!!!

No comments:

Post a Comment

Powered By Blogger
cursor by onehundred-vicless-nights

Please Translate Here